Minggu, 11 Agustus 2024, suasana pagi di Kelurahan Gadang terasa berbeda. Warga dari berbagai penjuru kelurahan, mulai dari RW.01 hingga RW.09, berkumpul di Makam Gadang Lama, Gang 6, untuk melaksanakan kegiatan Gugur Gunung. Kegiatan ini merupakan momen bersejarah karena untuk pertama kalinya dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79 di kelurahan tersebut.
Ketua Panitia HUT RI Ke-79 Gadang, Bapak Suhari, dengan penuh rasa syukur menyampaikan pentingnya acara ini bagi seluruh warga. Beliau mengingatkan kembali makna mendalam dari keberadaan Makam Gadang ini. “Makam Gadang ini bukan hanya tempat peristirahatan terakhir, tetapi juga bagian dari sejarah panjang kita. Setiap batu nisan di sini adalah saksi bisu dari perjuangan dan kehidupan generasi demi generasi yang telah lebih dulu meninggalkan kita,” ujar beliau dengan suara yang bergetar, mencerminkan rasa hormat yang tulus kepada para leluhur.
Lebih lanjut, Bapak Suhari menyampaikan bahwa kegiatan membersihkan makam bukan sekadar menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga merawat hubungan spiritual kita dengan para leluhur. “Dengan membersihkan makam ini, kita menjaga hubungan spiritual dengan para leluhur yang telah berjasa besar kepada keluarga-keluarga di sini. Mereka adalah pilar yang mewariskan kepada kita nilai-nilai kehidupan yang luhur,” tambahnya.
Suasana menjadi semakin khidmat saat Bapak Suhari menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh warga yang hadir. “Kehadiran Bapak, Ibu, dan Saudara-saudari sekalian menunjukkan betapa kuatnya ikatan kebersamaan di antara kita. Semangat gotong-royong ini masih hidup dan berdenyut dalam diri kita semua, dan inilah kekuatan utama kita sebagai masyarakat Gadang,” ungkapnya dengan penuh kebanggaan.
Di tengah-tengah kegiatan, tampak warga dari berbagai usia bekerja sama, membersihkan makam dengan penuh dedikasi. Tidak ada batasan usia atau jabatan; semua melebur menjadi satu dalam semangat gotong-royong. Anak-anak muda membantu yang lebih tua, sementara para sesepuh memberikan arahan. Di setiap sudut makam, terdengar lantunan doa dan sapaan hangat, menciptakan suasana yang syahdu dan penuh kebersamaan.
Ketua LPMK Bapak Sofyan yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada seluruh panitia, tim pelaksana, dan para donatur yang telah bekerja keras demi terlaksananya kegiatan ini. “Semoga segala upaya, jerih payah, dan kebaikan kita semua berbuah pahala yang berlipat ganda,” tuturnya dengan penuh harap.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, termasuk para Ketua RW yang hadir. Salah satu Ketua RW Bapak Andri, Ketua RW.06 Kelurahan Gadang. Beliau menyampaikan bahwa kegiatan Gugur Gunung ini adalah momen yang sangat berarti bagi warga.
“Kegiatan ini benar-benar mengingatkan kita akan pentingnya gotong-royong dan kebersamaan. Kami sebagai warga merasa bangga bisa turut serta dalam merawat makam leluhur kita. Ini bukan hanya tentang membersihkan makam, tetapi juga tentang merajut kembali nilai-nilai kebersamaan yang mungkin sudah mulai luntur di era modern ini,” ujar Bapak Andri dengan penuh antusias.
Selain Ketua RW, warga yang ikut berpartisipasi juga merasa tergerak dengan kegiatan ini. Ibu Trias, salah satu warga RW.07 juga selaku pengurus LPMK yang turut serta dalam kegiatan tersebut, menyampaikan rasa harunya. “Saya merasa sangat tersentuh. Biasanya kami hanya merayakan HUT RI dengan lomba-lomba, tetapi tahun ini berbeda. Dengan kegiatan ini, saya merasa lebih dekat dengan sejarah dan para leluhur kita. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus dilanjutkan setiap tahun,” ungkap Ibu Trias sambil tersenyum.
Para Pemuda yang turut hadir pun tidak ketinggalan memberikan kesan mereka. Dio, tokoh pemuda yang baru saja terpilih menjadi Ketua Karang Taruna, mengatakan bahwa kegiatan ini memberinya pelajaran berharga tentang pentingnya menghormati leluhur. “Awalnya saya pikir ini hanya acara bersih-bersih biasa, tapi setelah mendengar penjelasan dari Bapak Suhari, saya jadi mengerti bahwa ini adalah bentuk penghormatan kepada leluhur kita. Saya harap tahun depan para pemuda bisa bisa lebih meramaikan lagi,” katanya dengan semangat.
Sejak pagi hari, para ibu-ibu sudah mulai sibuk menyiapkan aneka kue dan buah segar untuk disajikan dalam kegiatan ini. Dengan penuh semangat, mereka bergotong-royong di dapur, memotong buah, mengolah kue, dan menata hidangan di atas meja. Kehadiran makanan ringan ini tidak hanya untuk dinikmati bersama setelah kegiatan, tetapi juga sebagai bentuk rasa syukur dan penghargaan terhadap para peserta yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk menjaga kebersihan serta menghormati para leluhur di makam tersebut.
Kegiatan Gugur Gunung ini berakhir dengan perasaan yang hangat dan penuh syukur, warga pulang ke rumah masing-masing, membawa serta nilai-nilai kebersamaan, penghormatan, dan cinta kepada leluhur yang telah ditanamkan melalui kegiatan ini. Makam Gadang Lama, kini bersih dan rapi, berdiri sebagai simbol keberlanjutan sejarah dan warisan yang harus selalu dijaga oleh generasi mendatang.***(dsw)